Bagaimana Sains Menjelaskan Fenomena Alam Pelangi dan Halos

Categorized : Uncategorized
fenomena alam
fenomena alam

Bagaimana sains menjelaskan fenomena alam pelangi dan halos semuanya jelas dapat di terangkan dalam perlajaran sains. Pernahkah kamu melihat pelangi setelah hujan atau cincin cahaya di sekitar matahari? Fenomena alam seperti pelangi dan halo sering kali tampak seperti keajaiban di langit, tetapi sebenarnya, mereka bisa dijelaskan dengan hukum fisika dan optik.

Cahaya yang Dipecah oleh Tetesan Air

Pelangi adalah salah satu fenomena optik paling menakjubkan yang terjadi di langit. Tapi, tahukah kamu bahwa pelangi sebenarnya tidak berbentuk setengah lingkaran, melainkan lingkaran penuh? Kita hanya melihat setengahnya karena permukaan tanah menghalangi sisanya.

Bagaimana Pelangi Terbentuk

Pelangi muncul ketika cahaya matahari melewati tetesan air di atmosfer dan mengalami tiga proses utama.

Pembiasan (Refraction) – Cahaya matahari memasuki tetesan air dan dibiaskan (dibelokkan).
Dispersi (Dispersion) – Cahaya putih terurai menjadi warna-warna berbeda karena panjang gelombang yang berbeda.
Refleksi Internal (Internal Reflection) – Cahaya dipantulkan kembali di dalam tetesan air sebelum keluar dan mencapai mata kita.

Setiap warna dalam pelangi muncul karena panjang gelombang cahaya yang berbeda:

🔴 Merah memiliki panjang gelombang paling panjang, sehingga dibiaskan paling sedikit.
🟠 Oranye
🟡 Kuning
🟢 Hijau
🔵 Biru
⚪ Nila
🟣 Ungu memiliki panjang gelombang terpendek, sehingga dibiaskan paling banyak.

Ini disebut spektrum warna, yang juga dikenal sebagai urutan ROYGBIV (Red, Orange, Yellow, Green, Blue, Indigo, Violet).

Tidak ada dua orang yang melihat pelangi yang sama! Itu karena sudut cahaya yang dibiaskan oleh tetesan air berbeda untuk setiap pengamat.

Cincin Cahaya di Sekitar Matahari dan Bulan

Halo terbentuk saat cahaya matahari atau bulan melewati kristal es di atmosfer, biasanya di awan cirrus yang tinggi.

Proses yang terjadi dalam halo mirip dengan pelangi, tetapi bedanya Cahaya tidak melewati tetesan air, melainkan kristal es. Pembiasan terjadi pada sudut 22° atau 46°, sehingga menciptakan cincin cahaya di sekitar sumber cahaya. Warna dalam halo lebih redup dibandingkan pelangi karena kristal es menyebarkan cahaya lebih luas.

Ada beberapa jenis halo, termasuk halo 22°, halo 46°, dan bahkan sundogs titik terang di kedua sisi matahari yang tampak seperti matahari palsu.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *